Jumat, 26 September 2014

Menggendong ibu adalah wujud cinta dari pria ini.

Pengorbanan seorang ibu tak akan pernah terbayarkan dengan apapun. Cinta bakti seorang anak terhadap orang tua tak akan mampu menandingi perjuangan seorang ibu demi mempertahankan hidup.

Kisah cinta dan hormat teramat mendalam datang dari Pria paruh baya asal Taiwan, Ding Zhu Ji berusia 62 tahun. Ding, sapaan akrabnya, mengaku tengah membawa sang Ibu ke salah satu rumah sakit untuk memeriksakan diri. Tanpa rasa malu, Ding menggendong sang Ibu yang berusia 82 tahun layaknya bayi. Lelaki itu adalah mantan petugas Biro Investigasi dari Departemen Kehakiman di Tainan.

Patah tulang yang diderita sang Ibu pada kaki kirinya membuat serangkaian pengobatan harus rutin dijalani.

Kamera CCTV rumah sakit yang mengabadikan dirinya saat menggendong ibunya sontak membuat nama Ding langsung mencuat di media massa.

Di antara saudaranya yang lain, Ding terbilang paling dekat dengan sang Ibu. Pasalnya, ketika tengah mengandung dirinya sang Ibu mengalami kejadian yang menyedihkan yakni di buang di tengah laut oleh tentara Taiwan karena tidak memiliki kartu identitas. Beruntung, ada salah seorang tentara Taiwan yang menolong Ibunya. Cerita mengharukan itu lantas membuat Ding berjanji akan selalu menjaga sang Ibu dalam kondisi apapaun.

Sebuah kisah yang sangat menginspirasi dan juga mneyentuh. Tidak banyak anak yang akan melakukan hal seperti Ding. Ding juga lebih memilih berjalan kaki sambil menggendong sang Ibu ketimbang menaiki kendaraan lain seperti mobil, motor atau sepeda. Kala dirinya kecil dahulu tentu sang Ibu menggendong dirinya agar tak merasakan lelah. Kini hal yang sama dilakukan Ding terhadap sang Ibu.

Dalam pandangan Islam, penghormatan terhadap Ibu dilukiskan dalam satu hadist Abu Hurairah RA, yang menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW menyebut nama 'ibumu' hingga tiga kali ketika menjawab pertanyaan seseorang "kepada siapa aku harus berbakti pertama kali." Barulah yang ke empat kalinya Nabi menjawab 'ayahmu.' (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Menurut Imam Al-Qurthubi, Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah.

Begitu besar pengorbanan Ibu sehingga wajib dihormati sepanjang masa hidupmu. Tak ada hal apapun yang dapat menembus pengorbanan seorang Ibu.

Kisah Nyata Anak 6 Tahun yang hidup Sendiri, Hanya ditemani Anjing

Di sebuah desa di kaki bukit Gunung Malu, Liuzhou di provinsi Guangxi, China tinggallah seorang anak kecil bernama Ah Long. Dia adalah seorang anak korban pengucilan dari orang-orang sekitar. Kedua orang tuanya telah meninggal pada tahun 2008 dan 2010 karena penyakit AIDS yang diderita keduanya. Ia adalah seorang bocah berumur jagung, usianya masih 6 tahun namun harus rela hidup sendiri tanpa keluarga dan kedua orang tua.

Ah Long dikucilan oleh orang sekitar karena keturunan darah AIDS dari kedua orang tuanya. Kebanyakan orang-orang sekitar takut mendekat dan bersahabat dengannya. Satu-satunya kawan setia Ah Long hanyalah seorang anjing bernama Lao Hei.

Ah Long harus rela menghidupi diri sendiri mulai dari memasak, mencari makanan, memelihara ayam dan lain-lain. Satu-satunya keluarga yang masih ada adalah neneknya yang berusia lanjut berumur 84 tahun. Kadang si nenek datang dan memasakan makanan untuknya namun ia pun tidak mau tinggal bersamanya.

Karena penyakitnya itu, Ah Long sering dikucilkan dari orang sekitar bahkan hampir tidak ada orang yang peduli kepadanya. Pihak sekolah tidak mau menerimanya lagi, bahkan para orang tua murid sepakat akan mencelakainya apabila Ah Long muncul ke sekolah dan bermain dengan anak - anak mereka.

Bahkan dokterpun enggan mengobatinya apabila Ah Long kecil sakit, penderitaan anak itu bertambah ketika Departemen Kesejahteraan juga tidak mau mengurus anak tersebut. Biro sipil setempat menyediakan dana sebesar 70 yuan per bulan atau sekitar Rp. 90.000 perbulan. jumlah ini tidak cukup untuk anak kecil seumur Ah Long untuk hidup. Ah Long menjalani kehidupan sendiri hanya ditemani sahabat setianya anjing yang bernama Lao Hei.

Sejak cerita Ah Long mulai banyak tersiar ke beberapa media, Ah Long mulai mendapatkan banyak perhatian termasuk dari pemerintahan China. Ada juga yang bersimpati dengan Ah Long dengan memberikan pakaian, makanan dan selimut bekas. Juga ada yang memberikan 20 kilogram beras, 5 kilogram mie, dan ada juga yang membawakan dia sebuah surat kabar mingguan untuk mengikuti berita dunia terbaru.

Pemerintah China pun ikut bersimpati dengan ikut membantu mendirikan sebuah rumah amal dikota Liuzhou setuju untuk mengurusnya. Ah Long juga mendapat perhatian dari orang - orang yang baik hati. Ah Long pun dibangunkan rumah baru tepat di sebelah rumahnya yang lama dengan dua kamar tidur, satu ruang keluarga dan satu toilet.

Betapa kerasnya hidup yang dialami oleh Ah Long, dengan umur yang seharusnya masih bermain dengan teman sebayanya, ia harus rela menjalani peliknya kehidupan. Apalagi dengan pengucilan dari orang-orang sekitar. Mungkin dia akan bertanya-tanya, "Apa salahku?. Mengapa kau lakukan semua ini?"

Ah Long adalah korban dari anak yang dilahirkan dengan mengidap HIV yang diturunkan oleh orang tuanya. Semoga engkau selalu tabah menjalani hidup Ah Long. Insya Allah. Tuhan akan selalu melindungimu.